Minggu, 13 Mei 2012

BAB 5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN )


NAMA                  : FARADILLAH LAMIRA
KELAS                    : 1EB09
NPM                      : 28211317

BAB 5
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
( APBN )

A.     Perkembangan Dana Pembangunan Indonesia

Dalam mengatur perekonomian seperti perkembangan dana dan pembangunan, Indonesia harus membuat anggaran pendapatan dan belanja Negara yang sering disebut APBN.
            APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
            Disusunnya APBN agar  pengalokasian dan pembangunan dapat berjalan dengan memperhatikan prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu diperhatikan mengingat tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran rutin belum sepenuhnya menutupi kebutuhan biaya pembangunan di Indonesia. APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
B.     Proses Penyusunan Anggaran

·         Penyusunan anggaran biasanya menggunakan tahun fisikal dan bukan tahun masehi, sehingga proses penyusunan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintahan Non Departemen sudah dimulai pada tanggal 1 april tahun yang berangkutan. Oleh keduanya usulan rencana anggaran diajukan dalam bentuk daftar usulan kegiatan (DUK) bagi anggaran rutin dan dalam bentuk daftar usulan proyek (DUP) untuk anggaran pembangunan
·         Selanjutnya DUK dan DUP tersebut, antara bulan Agustus dan September akan diajukan dan disampaikan ke BAPPENAS dan Ditjen Anggaran Departemen Keuangan. Selanjutnya DUK dan DUP tersebut akan diproses oleh BAPPENAS antara bulan Oktober hingga November
·         Pada proses tersebut BAPPENAS akan menyesuaikan isi DUK dan DUP dengan perkiraan penerimaan dalam negeri dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Selanjutnya dalam bulan Desember akan ditentukan batas atas (plafon) anggaran untuk tahun anggaran yang bersangkutan dalam bentuk RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
·         Pada bulan Januari, setelah RAPBN tersebut dilampiri/disertai keterangan dari pemerintah dengan Nota-keuangan, akan disampaikan oleh Presiden dihadapan Sidang Dewan Perwakilan Rakyar guna mendapat persetujuan
·          Selanjutnya RAPBN tersebut akan dibahas oleh DPR bersama-sama dengan Menteri atau Ketua Lembaga yang bersangkutan melalui rapat kerja komisi APBN
·         Jika dalam pembahasan tersebut dicapai suatu kesepakatan (persetujuan) maka RAPBN untuk tahun anggaran yang bersangkutan tersebut, persetujuannya akan dituangkan dalam Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
·          Selanjutnya anggaran yang telah disetujui pemerintah tersebut akan dituangkan kembali dalam bentuk Daftar Isian Proyek (DIP) Departemen atau Lembaga Pemerintahan yang bersangkutan

Prinsip penyusunan APBN
Berdasarkan aspek pendapatan, yaitu:
  1. Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.
  2. Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
  3. Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda.
Berdasarkan aspek pengeluaran, yaitu:
  1. Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
  2. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
  3. Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.
Azas penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:
  1. Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.
  2. Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
  3. Penajaman prioritas pembangunan
  4. Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang Negara
C.     Perkiraan Penerimaan Negara
Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
a.      Penerimaan pajak

·         Pajak Penghasilan (PPh),
·         Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
·         Pajak Bumi dan Bangunan(PBB),
·         Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) &Cukai, dan
·         Pajak lainnya seperti Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor)

b.      Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meliputi

·         Penerimaan dari sumber daya alam,
·         Setoran laba BUMN,
·         Penerimaan bukan pajak lainnya,

D.     Perkiraan Pengeluaran

a.      Pengeluaran Rutin, meliputi :

·         Belanja pegawai
·         Belanja barang
·         Subsidi Daerah Otonom
·         Bunga dan cicilan hutang

b.      Pengeluaran Pembangunan

·         Penerimaan Dalam Negeri
·         Penerimaan minyak bumi dan gas alam

E.     Dasar Perhitungan Perkiraan Penerimaan Negara
Faktor- faktor umum yang diperhitungkan :

1.Perluasan dasar pengenaan pajak

2.Penerbitan dan perluasan wajib pajak

3.Peningkatan penghasilan masyarakat
Referensi
http://fauziahfitriana.blogspot.com/2012/05/pertemuan-9-anggaran-pendapatan-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara
http://filzanadhila.blogspot.com/2011/02/sistem-anggaran-pendapatan-dan-belanja.html

Minggu, 06 Mei 2012

Bab 4 Struktur Produksi Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan


Nama  : Faradillah Lamira
Kelas   : 1EB09
NPM   : 28211317

1)      Struktur Produksi
Salah satu indicator perekonomian suatu Negara yang sangat penting adalah Pendapatan Nasional. Pendapatan Nasional sering dipergunakan sebagai indicator ekonomi dalam hal:
·         Menentukan laju tingkat perkembangan/pertumbuhan perekonomian suatu Negara
·         Mengukur keberhasilan suatu Negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya
·         Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu Negara dengan Negara lain

2)      Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah suatu nilai yang menggambarkan seluruh produksi, pengeluaran, ataupun pendapatan yang dihasilkan dari semua pelaku/sektor ekonomi dari suatu Negara dalam kurun waktu tertentu.
Cara menghitung pendapatan nasional :
a)      PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan.
Rumus :
pendapatan nasional (GDP) = C + I + G + EX – M


C          = konsumsi rumah tangga
I           = investasi pada asset produksi
G         = belanja pemerintah
EX = ekspor
M   = impor



b)      PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus :
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
c)      NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
d)     DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung
e)      Pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara.
Rumus :
Pendapatan per kapita = pendapatan nasional suatu negara : jumlah penduduk negara tersebut
3)   Distribusi Pendapatan Nasional & Kemiskinan 
      Masalah yang sering dihadapai oleh negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan) hal itu terjadi karena ketidak merataannya distribusi pendapatan dan kemiskinan . Masalah tersebut jika dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan politik.
Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan juga menghampiri negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada :
·         proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan
·         angka kemiskinan yang terjadi
·         tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat kesulitan mengatasinya.
Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang relative kecil dibanding negara sedang berkembang, dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi. Walaupun demikian, masalah ini bukan hanya menjadi masalah internal suatu negara, namun telah menjadi permasalahan bagi dunia internasional.
Adapun secara umum penyebab kemiskinan diantaranya:
1.     Kemalasan.
2.     Kebodohan dan pemborosan.
3.     Bencana alam.
4.     Kejahatan, misalnya dirampok
5.     Genetik dan dikehendaki Tuhan, baik genetika orang tua, tempat lahir, kondisi orang tua yang miskin
Definisi kemiskinan menurut beberapa ahli
- Menurut Sallatang (1986) kemiskinan adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan pemilikan kekayaan materi, tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran fisiologi, psikologi dan sosial.
- Menurut Esmara (1986) mengartikan kemiskinan ekonomi sebagai keterbatasan sumber-sumber ekonomi untuk mempertahankan kehidupan yang layak. Fenomena kemiskinan umumnya dikaitkan dengan kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
- Menurut Basri (1995) bahwa kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keadaan serba kekurangan dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papan, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
- Menurut Badan Pusat Statistik (2000), kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480 kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
- Poli (1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan aset-aset produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-social behavior), kurangnya dukungan jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik, kurangnya infrastruktur dan keterpencilan, serta ketidakmampuan dan keterpisahan.
- Bappenas dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga mendefinisikan masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin
- SPECKER (1993) mengatakan bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu :
1. kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal
2. gangguan dan tingginya risiko kesehatan,
3. risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya,
4. kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan
5. kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial,


     

Referensi
              
http://tantitrisetianingsih.blogspot.com/2012/04/struktur-produksi-distribusi-pendapatan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_per_kapita
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/metode-penghitungan-pendapatan-nasional/
http://yasinta.wordpress.com/2008/07/24/mengukur-output-nasional-produk-domestik-brutopdb-atau-gross-dometik-productgdp/
bab4-struktur_produksi_distribusi_pendapatan_dan_kemiskinan.pdf

Minggu, 15 April 2012

BAB 3 PETA PEREKONOMIAN INDONESIA


NAMA           : FARADILLAH LAMIRA
NPM               : 28211317
KELAS          : 1EB09

BAB 3
PETA PEREKONOMIAN

1.      Keadaan Geografi Indonesia
a)      Indonesisa Terdiri dari Berbagai Pulau
Indonesia merupakan Negara kepulauan (luas +/- 195 s/d 200jt Ha). Hal tersebut bisa menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Akan tetapi hal tersebut sekaligus dapat menjadi kelemahan dan ancaman bagi perekonomian Indonesisa.
Keuntungan    :
·         Kepulauan yang subur dan kaya akan hasil-hasil bumi dan tambang dapat diolah dengan prinsip “Dari, Oleh, dan Untuk Rakyat” sehinggan Rakya terpenuhi kebutuhannya.
·         Dengan keahlian menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di Indonesia, akan banyak pemilihan produk yang dapat dikembangkan sebagai komoditi perdagangan (pasar lokal dan pasar internasional).
·         Keindahan dan keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat menjadi sumber penerimaan Negara melalui industri pariwisata.
Kelemahan      :
·         Memungkinkan untuk sebagian masyarakat saja yang menikmati hasil dari pulau tersebut.
·         Sulitnya melakukan pengawasan dari  pihak luar yang secara illegal mengambil hasil kekayaan Indonesia.
·         Dibutuhkan perencanaan dan strategi pembangunan yang cocok dengan keadaan geografis Indonesia.
b)     Musim di Indonesia
Indonesia merupakan Negara tropical yang memiliki 2 iklim,yakni musim hujan dan dan musim panas. Hal tersebut menyebabkan Indonesia mengasilkan beberapa produk hasil bumi dan industri yang sangat spesifik sifatnya sehingga diperlukan usaha untuk memanfaatkan keunikan produk Indonesia tersebut untuk memenangkan persaingan di pasar lokal maupun dunia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi dan tipe curah hujan di wilayah Indonesia adalah kondisi fisiografis wilayah Indonesia dan sekitarnya, seperti:
·         posisi lintang,
·         ketinggian,
·         pola angin (angin pasat dan monsun),
·         sebaran bentang darat dan perairan,
·         pegunungan atau gunung-gunung yang tinggi
Berdasarkan pola umum terjadinya, terdapat 3 (tiga) tipe curah hujan, yakni:
Tipe Ekuatorial
Tipe ekuatorial proses terjadinya berhubungan dengan pergerakan zona konvergensi ke utara dan selatan, dicirikan oleh dua kali maksimum curah hujan bulanan dalam setahun, wilayah sebarannya adalah Sumatra dan Kalimantan
Tipe Monsun
Tipe monsun dipengaruhi oleh angin laut dalam skala yang sangat luas, tipe hujan ini dicirikan oleh adanya perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan kemarau dalam setahun, dan hanya terjadi satu kali maksimum curah hujan bulanan dalam setahun, wilayah sebarannya adalah di pulau Jawa, Bali dan Nusa tenggara.
 Tipe Lokal
Tipe lokal dicirikan dengan besarnya pengaruh kondisi lingkungan fisis setempat, seperti bentang perairan atau lautan, pegunungan yang tinggi, serta pemanasan lokal yang intensif, pola ini hanya terjadi satu kali maksimum curah hujan bulanan dalam waktu satu tahun, dan terjadi beberapa bulan kering yang bertepatan dengan bertiupnya angin Muson Barat, sebarannya meliputi Papua, Maluku dan sebagian Sulawesis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah curah hujan :
·         arah datang angin,
·         pada sisi pegunungan atau gunung yang menghadap arah datang angin lembab (windward side) curah hujannya tinggi dan pada sisi sebelahnya (leeward side) curah hujannya sangat rendah atau rendah.

c)      Kekayaan Tambang di Indonesia
Negara Indonesia terkenal akan bahan tambangnya, salah satu contoh jenis tambang Indonesia yakni minyak bumi. Minyak bumi sempat menjadikan Negara Indonesia di masa Repelita II memperoleh dana pembangunan yang sangat besar sehingga pada saat itu target perekonomian indonesai berani ditetapkan sebesar 7,5%. Meskipun sekarng kenyataannya minyak bumi tidak lagi menjadi primadona Indonesia, masih banyak hasil tambang Indonesia yang bisa menjadi sumber devisa Negara contohnya seperti gas alam, batubara, timah, tembaga dll.

2.      Mata Pancahariaan Indonesia
Negara agraris adalah negara yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Indonesia merupakan negara agraris, artinya pertanian masih memegang peranan penting pada seluruh sistem perekonomian nasional, untuk itu pembangunan pertanian menjadi salah satu hal penting yang harus dilakukan. Menurut Hadisapoetra dalam Dewandini (2010), pembangunan pertanian dapat diartikan sebagai suatu proses yang ditujukan untuk selalu menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiappetani dengan jalan menambah modal dan Skill untukmeningkatkan peran manusia di dalam perkembangantumbuh-tumbuhan dan hewan

Faktor pendorong Indonesia disebut Negara agraris:
·         Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 64% penduduk miskin di Indonesia berdomisili di desa dan mayoritas berprofesi sebagai petani.
jadi sudah sejak lama penduduk Indonesia agraris turun tenurun
·          tanahnya luas dan subur
·         daya serap terhadap hasil pertanian amat tinggi
·          teknologi pertanian berkembang pesat tapi blum setinggi negara tetangga
kita, Thailand, jadi masih bisa ditingkatkan lagi.

3.      Sumber Daya Manusia
Sebelum Orde baru pertumbuhan penduduk Indonesia masih cukup tinggi  ±2,8%, dan setelah pemerintah Orde Baru mulai Repelita I sampai dengan Repelita IV, pertumbuhan penduduk hanya berkisar antara 2,1% sampai 2,3% dan 1,9%. Penyebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi secara umum, akibatnya terjadi ketimpangan daerah miskin dan daerah kaya.

Komposisi penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan proses regenerasi kegiatan produksi menjadi tidak lancar, akibatnya ada masa tunggu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Dengan demikian perlu dilakukan tindakan secepatnya untuk membekali dan mempersiapkan tenaga-tenaga kerja muda di Indonesia dengan pendidikan formal maupun informal, dengan keterampilan dan pengetahuan yang sifatnya mendesak. Langkah yang dapat ditempuh adalah :
  • Meninjau kembali sistem pendidikan Indonesia yang masih bersifat umum untuk dapat lebih disesuaikan dengan disiplin ilmu khusus yang lebih sesuai dengan tuntutan pembangunan.
  • Menciptakan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih mendukung.
4.      Investasi
investasi adalah pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Untuk memperoleh suatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam proses pembangunan di Indonesia, terkumpulnya modal dan sumber daya sebagai investasi, menduduki peran yang sangat penting. Perlu dilakukan upaya-upaya tambahan guna membantu memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan.

Upaya-upaya guna membantu memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan:
  • Lebih mengembangkan ekspor komoditi non-migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri.
  • Mengusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
  • Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi para investor asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk ke Indonesia.
  • Lebih menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah. 
Referensi        :
Bab3-peta_perekonomian_indonesia.pdf
http://journal.unnes.ac.id/index.php/JG/article/view/84
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120227025747AAhVhme
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=7de017e4576a80f9
http://www.scribd.com/doc/85322028/Perubahan-Mata-Pencaharian-Petani-Mendong
http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi