Minggu, 20 November 2011

pengantar bisnis bab 4

NAMA        : FARADILLAH LAMIRA
KELAS       : 1EB09
NPM           : 28211317


Kewiraswastaan dan Perusahaan Kecil
BAB 4

A.    Kewiraswastaan

Wiraswasta adalah suatu usaha yang didirikan sendiri.

Unsur-unsur Wirausaha
Wirausaha mencakup beberapa unsur penting yang satu dengan yang lainnya saling terkait, bersinergi dan tidak terlepas satu sama lain, yaitu:

1. Unsur Pengetahuan (kognitif)
Unsur ini mencirikan tingkat penalaran yang dimiliki oleh seseorang. Biasanya tingkat penalaran seseorang dilihat dari tingkat pendidikannya (formal atau nonformal).

2. Keterampilan (psikomotorik)
Unsure ini berasosiasi pada kerja fisik anggota badan, terutama tangan, kaki, dan mulut (suara) untuk bekerja dan berkarya.

3. Sikap mental
Unsur sikap mental lebih mencirikan respon, tanggapan, atau tingkah laku seseorang jika dihadapkan pada suatu situasi tertentu.

4. Kewaspadaan
Unsur kewaspadaan merupakan paduan unsur kognitif dan sikap mental terhadap sesuatu yang akan datang. Kewaspadaan adalah pemikiran atau rencana tindakan seseorang terhadap sesuatu yang mungkin atau di duga akan di alaminya.

B.   Perusahaan kecil dalam lingkungan perusahaan

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2.      Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
3.      Milik Warga Negara Indonesia
4.      Berdiri sendiri
5.      Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.


C.     Perkembangan franchising di Indonesia

Waralaba di Indonesia
Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya . Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba.


Menurut pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
Franchisee atau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba

Jenis-jenis waralaba

Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
  • Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
  • Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba

Tingkat pengembalian yang layak dari sebuah waralaba adalah minimum 15 persen dari nilai.
D. Ciri-ciri perusahaan kecil
kekuatan dan kelemahan perusahaan kecil

                kekuatan dan kelemahan perusahaan kecil sangat dipengaruhi oleh manajemen yang dilakukan oleh pemilik. Bagaimana mereka menetapkan strategi usahanya agar usaha bisa bertahan lama dan memperoleh keuntungan.
keuntungan perusahaan kecil

·         Gerak perusahaan dan kecepatannya dalam mengantisipasi perubahan tuntutan pasar bersifat fleksible
·         Penyesuaian dengan kebutuhan setempat dapat berjalan lebih baik terutama karena dekatnya perusahaan dengan masyarakat setempat, keeratan hubungan dengan pelanggan serta fleksibilitas penyesuaian volume usaha dalam kaitannya dengan tuntutan perubahan selera pelanggan.
·         Dikelola atau di pimpin sendiri oleh pemiliknya
·          Struktur organisasinya sederhana dan masih banyak perangkapan tugas atau jabatan seseorang
Kelemahan perusahaan kecil
·         pemilik perusahaan tidak memiliki keterampilan khusus untuk semua bidang manajemen.
·         Presentase kegagalan usaha relatif cukup tinggi
·          Kesulitan untuk mengembangkan usaha karena sulit untuk memperoleh pinjaman dengan syarat lunak


kegagalan-kegagalan perusahaan kecil
·         Strategi yang digunakan tidak tepat
·         Tingkat kreativitas dalam produksi kurang
Contoh usaha kecil
  • Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
  • Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
  • Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;
  • Peternakan ayam, itik dan perikanan;
  • Koperasi berskala kecil.
E. Perbedaan antara kewirausahaan dan bisnis kecil

                Wirausahawan adalah suatu usaha kecil yang memiliki resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama. Sedangkan  bisnis kecil adalah sebuah usaha lecil yang tidak memiliki resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama.


http://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah
http://p4hrul.wordpress.com/2010/10/16/kewiraswastaan-dan-perusahaan-kecil/
http://www.masbied.com/2009/10/30/tentang-wirausaha/#more-290
http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba
http://usaha-umkm.blog.com/tag/ciri-ciri-umkm/

Sabtu, 12 November 2011

pengantar bisnis bab 13

NAMA           : FARADILLAH LAMIRA
KELAS          : 1EB09
NPM              : 28211317

Tanggung jawab sosial suatu bisnis
BAB 13

A.     Benturan dengan kepentingan masyarakat
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi  khususnya perusahaan adalah kepemilikani suatu tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang
Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:
ü  Sumberdaya manusia
ü  Manajemen risiko
ü  Membedakan merek Ijin usaha
ü  Motif perselisihan bisnis
Klasifikasi aspek pendorong tanggung jawab social
Dalam menunaikan tanggung jawab social, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis:
1.      Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat.
2.      Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.
B.      Dorongan tanggung jawab
Klasifikasi masalah social yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab social pada sebuah bisnis sebagai berikut:

1.      Penerapan manajemen Orientasi kemanusiaan
Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan
Penerapannya akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar pelaku bisnis dan pihak luar. Secara rinci, manfaat tersebut adalah:

ü  Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja
ü  Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen partisipatif
ü  Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
ü  Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
ü  Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaaan.

2.      Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan
Ekologi, yangmenitik beratkan pada keseimbangan antara manusia alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi.
3.      Penghemat energy
Pengurasan secara besar-besaran energy yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sepertii batuara, mimnnyak dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakanya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.
4.      Partipasi pembangunan bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan.
5.      Gerakan komerisme
Awal pembangunannya tahun 1990-an di Negara barat yang berhasil memberlakukan undang-undang perlindungan konsumen yang meliputi beragam aspek, mulai dari perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian izin lisensi bagi para petugas reparasi alat rumah tangga.
C.      Etika Bisnis
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
ü  Pengendalian diri
ü  Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
ü   Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
ü  Menciptakan persaingan yang sehat
ü  Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
ü  Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
ü  Mampu menyatakan yang benar itu benar
ü  Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
ü  Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
ü  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
ü  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Etika bisnis:
1)      Hubungan dengan konsumen
Hubungan ini berhubungan dengan peningkatan suatu sisten promosi, pelayanan, service,  diskon,iklan dan lain sebainya
2)      Hubungan dengan karyawan
Hubungan ini berhubungan  dengan peningkatan  hubungan yang baik antar karyawan. Hal itu dapat meningkatkan produktivitas.
3)      Hubungan antar bisnis
Hubungan ini berhubungan  dengan peningkatan relasi untuk bersama-sama mencari peluang bisnisbaru ataupun mengembangkan bisnis bersama.
4)      Hubungan dengan investor
Jika hubungan berjalan dengan baik maka pihak investor tidak ragu-ragu dalam menanamkan modalnya di perusahaan tersebut begitupula sebaliknya.
5)      Hubungan dengan lembaga keuangan
Hubungan ini berkaitan dengan pajak
Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis
Penjabaran dari kepedulian social dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab social bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian social bosnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam masyarakat. Beberpa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
a.      Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila (HIP)
Kesepakatan kerja bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
b.      Analisi Mengenai Dampak Lingkunagn (AMDAL)
Penanganan limbah industry sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
c.       Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan terhadap faktor keselamatan kerja dengan menggunakan alat0alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun pakaian khusus lainnya.
d.      Perkebunan Inti Masyarakat (PIR)

Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.

e.      Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat

Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.

http://randylopez.blog.perbanas.ac.id/2011/09/19/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
http://wahyusaputro88.blogspot.com/2010/12/pengantar-bisnis-bab-13.html

pengantar bisnis bab 6

NAMA           : FARADILLAH LAMIRA
KELAS          : 1EB09
NPM               : 28211317

Pemasaran
BAB 6


A.    Pengertian pasar dan pemasaran

Pasar adalah sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan transaksi jual beli. Sedangkan pemasaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk pemasran suatu barang dan jasa yang bertujuan untuk mendapat keuntungan.

B.     Jenis-jenis pasar

Jenis-jenis pasar berdasarkan bentuknya:

1)      Pasar nyata
Pasar yang terdapat barang-barang yang dapat diperjual belikan.

2)      Pasar abstrak
 Pasar yang dimana penjual tidak menawarkan secara langsung
barang dagangannya melainkan barang yang akan diperjual belikan dipromosikan lewat sebuah kertas dagangan.

3)      Pasar tradisional
Pasar yang bersifat tradisional, terdapat tawar menawar antara penjual dan pembeli.

4)      Pasar modern
Pasar yang bersifat modern, tidak adanya tawar menawar karena barang yang diperjual belikan telah dijual dengan harga pas.

Jenis-jenis pasar berdasarkan keluasaan distribusinya:

1)  Pasar lokal
2) pasar daerah
3) pasar nasional
4) pasar internasional

  Jenis-jenis pasar berdasarkan waktu terjadinya:

1) Pasar harian
2) Pasar mingguan
3) Pasar bulanan
4) Pasar tahunan
5) Pasar temporer
           
Jenis-jenis pasar berdasarkan luas jangkauan:
           
1) pasar local
2) pasar nasioal
3) pasar internasional

Jenis-jenis pasar berdasarkan hubungan dengan proses produksi:

1) pasar output (pasar produk)
2) pasar input (pasar faktor produksi)

Jenis-jenis pasar berdasarkan struktur (jumlah penjual dan pembeli)

1) pasar persangan sempurna
jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen.

2) pasar persaingajn tidak sempurna
Pasar jenis ini terdiri atas pasar monopoli, pasar oligopoly, pasar persaingan monopolistic, pasar monopsoni, dan pasar ologopsoni.



C.      Konsep-konsep inti pemasaran

Inti dari konsep pemasaran adalah untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efesien dibandingkan para pesaing.
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan
 pemasaran suatu organisasi. Konsep pemasarannya itu antara lain:

1.      Konsep produksi
2.      Konsep produk
3.      Konsep penjualan
4.      Konsep pemasaran
5.      Konsep pemasaran sosial
6.      Konsep pemasaran global

Konsep pemasaran berbeda dengan konsep bisnis yang berorientasi pada produksi dan penjualan, sedangkan konsep pemasaran bertujuan  memberikan kepuasaran terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen.
Tiga unsur konsep pemasaran, yaitu:
1.      Orientasi pada konsumen
2.      Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
3.      Kepuasan konsumen


D.     Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran dalah kegiatan suatu perusahaan guna mempertahankan perusahaannya, berkembang dan untuk mendapatkan laba.
Bauran Pemasaran
kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran.
Empat bauran pemasaran, yaitu:
1.      Produk
Suatu barang atau jasa yang ditawarkan.
2.      harga
Sejumlah uang yang dibayar ole konsumen untuk membeli produk mengganti hak milik produk.
3.      Tempat
kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.
4.      Promosi
kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran
Cara-cara promosi meliputi:
a.      Advertising
Semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b.      Sales promotion
Insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
c.       Public relation and publicity
Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.
d.      Direct marketing
Melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.

Tujuan Sistem Pemasaran
a)      Memaksimumkan kepuasan konsumen
Hal ini akan menciptakan produksi, kesempatan kerja dan kemakmuran yang maksimum.
b)      Memaksimumkan mutu hidup
Pendekatan Dalam Mempelajari Pemasaran
·         Pendekatan serba fungsi
Pendekatan berdasarkan kegiatan pokok pemasaran seperti pembelian, pengangkutan, penjualan, penyimpanan, pembelanjaan, penanggungan resiko, standarnisasi dan grading, dan pengumpulan informasi pasar.
·         Pendekatan seba lembaga
Pendekatan berdasarkan organisasi yang terlibat dalam pemasaran seperti produsen, supplier, perantara dagang dsb.
·         Pendekatan serba barang
Pedekatan berdasarkan bagaimana barang berpindah dari produsen ke konsumen akhir atau konsumen industry.
·         Pendekatan serba manajemen
Pendekatan yang dilihat dari pendapat manajer serta keputusan yang diambil.


http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html
http://dilladetari.blogspot.com/2010/11/pengantar-bisnis-bab-6-pemasaran.html