NAMA : FARADILLAH LAMIRA
KELAS : 1EB09
NPM : 28211317
Tanggung jawab sosial suatu bisnis
BAB 13
A. Benturan dengan kepentingan masyarakat
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi khususnya perusahaan adalah kepemilikani suatu tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang
Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:
ü Sumberdaya manusia
ü Manajemen risiko
ü Membedakan merek Ijin usaha
ü Motif perselisihan bisnis
Klasifikasi aspek pendorong tanggung jawab social
Dalam menunaikan tanggung jawab social, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis:
1. Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat.
2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.
B. Dorongan tanggung jawab
Klasifikasi masalah social yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab social pada sebuah bisnis sebagai berikut:
1. Penerapan manajemen Orientasi kemanusiaan
Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan
Penerapannya akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar pelaku bisnis dan pihak luar. Secara rinci, manfaat tersebut adalah:
Penerapannya akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar pelaku bisnis dan pihak luar. Secara rinci, manfaat tersebut adalah:
ü Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja
ü Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen partisipatif
ü Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
ü Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
ü Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaaan.
2. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan
Ekologi, yangmenitik beratkan pada keseimbangan antara manusia alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi.
3. Penghemat energy
Pengurasan secara besar-besaran energy yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sepertii batuara, mimnnyak dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakanya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.
4. Partipasi pembangunan bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan.
5. Gerakan komerisme
Awal pembangunannya tahun 1990-an di Negara barat yang berhasil memberlakukan undang-undang perlindungan konsumen yang meliputi beragam aspek, mulai dari perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian izin lisensi bagi para petugas reparasi alat rumah tangga.
C. Etika Bisnis
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
ü Pengendalian diri
ü Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
ü Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
ü Menciptakan persaingan yang sehat
ü Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
ü Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
ü Mampu menyatakan yang benar itu benar
ü Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
ü Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
ü Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
ü Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Etika bisnis:
1) Hubungan dengan konsumen
Hubungan ini berhubungan dengan peningkatan suatu sisten promosi, pelayanan, service, diskon,iklan dan lain sebainya
2) Hubungan dengan karyawan
Hubungan ini berhubungan dengan peningkatan hubungan yang baik antar karyawan. Hal itu dapat meningkatkan produktivitas.
3) Hubungan antar bisnis
Hubungan ini berhubungan dengan peningkatan relasi untuk bersama-sama mencari peluang bisnisbaru ataupun mengembangkan bisnis bersama.
4) Hubungan dengan investor
Jika hubungan berjalan dengan baik maka pihak investor tidak ragu-ragu dalam menanamkan modalnya di perusahaan tersebut begitupula sebaliknya.
5) Hubungan dengan lembaga keuangan
Hubungan ini berkaitan dengan pajak
Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis
Penjabaran dari kepedulian social dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab social bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian social bosnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam masyarakat. Beberpa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
a. Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila (HIP)
Kesepakatan kerja bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
b. Analisi Mengenai Dampak Lingkunagn (AMDAL)
Penanganan limbah industry sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
c. Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan terhadap faktor keselamatan kerja dengan menggunakan alat0alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun pakaian khusus lainnya.
d. Perkebunan Inti Masyarakat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.
e. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.
http://randylopez.blog.perbanas.ac.id/2011/09/19/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
http://wahyusaputro88.blogspot.com/2010/12/pengantar-bisnis-bab-13.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar